tautekno.id – Bisa membayangkan mengisi daya perangkat elektronik dari jarak bermil-mil tanpa menggunakan kabel atau koneksi fisik apa pun? Konsep pengisian daya nirkabel ini dulunya mungkin terdengar seperti fiksi ilmiah, namun kini mulai menjadi kenyataan berkat proyek ambisius. Milik Badan Proyek Penelitian Lanjutan Pertahanan (DARPA) dari militer Amerika Serikat. Melalui program bernama Persistent Optical Wireless Energy Relay (POWER), DARPA berhasil mencetak rekor dunia dengan mengirimkan energi sebesar 800 watt sejauh 8,6 kilometer menggunakan laser inframerah.
Teknologi Transmisi Daya Tanpa Kabel
Meski teknologi pengisian daya nirkabel jarak jauh telah lama dikembangkan seperti Mi Air Charge milik Xiaomi yang diperkenalkan pada 2021 untuk pengisian dalam ruangan. Tetapi capaian DARPA menandai langkah besar dalam transmisi daya skala besar dan jarak jauh. Ini bukan hanya tentang mengisi daya smartphone, tetapi tentang menyuplai energi listrik secara nirkabel ke lokasi terpencil, kendaraan udara tak berawak (drone), hingga instalasi militer strategis.
Detail Proyek
Demonstrasi ini dilakukan pada 15 Juni 2025 di White Sands Missile Range, lokasi pengujian militer terkenal di New Mexico, AS. Dalam pengujian ini, laser inframerah digunakan untuk mentransmisikan daya ke unit penerima berbasis darat yang dikembangkan oleh Teravec Technologies. Perangkat penerima tersebut menggunakan cermin parabola untuk memfokuskan laser ke sel fotovoltaik khusus, yang mengubah cahaya menjadi energi listrik.
Efisiensi konversinya mencapai 20%, angka yang tergolong tinggi untuk teknologi baru yang harus beroperasi di lingkungan atmosfer terbuka. Lebih dari satu megajoule energi berhasil dihasilkan hanya dalam waktu 30 detik. Untuk ilustrasi, energi ini cukup untuk menyalakan oven microwave, kulkas kecil, atau membuat sebungkus popcorn. Simbolik memang dilakukan tim DARPA sebagai penghormatan kepada film klasik Real Genius (1985), yang menampilkan konsep serupa.
- Jauh Lebih Canggih dari Pendahulunya
- Capaian ini secara signifikan melampaui tolok ukur sebelumnya dalam dunia transmisi daya nirkabel. Sebagai perbandingan:
- PowerLight hanya mampu mengirimkan 400 watt sejauh 1 kilometer selama 12 jam.
- Teknologi gelombang mikro seperti milik Emrod menawarkan efisiensi tinggi, tetapi hanya dalam jarak pendek dan dalam ruang terbatas.
- Perbedaan utama sistem DARPA adalah penggunaan optik adaptif dan pengarah sinar presisi tinggi untuk menyesuaikan dan mengoreksi turbulensi atmosfer. Dapat menyebabkan distorsi pada sinar laser. Hal ini memungkinkan transmisi tetap stabil dan terfokus, bahkan dalam jarak sangat jauh.

Tahap Berikutnya
Uji coba ini merupakan bagian dari Tahap 1 program POWER, yang lebih fokus pada pembuktian teknis bahwa transmisi daya nirkabel jarak jauh memang memungkinkan. Meski belum mengoptimalkan efisiensi, hasil ini sangat menjanjikan. DARPA telah menyatakan rencana ambisius untuk Tahap 2, yakni mengirimkan daya sebesar 10.000 watt (10 kilowatt) sejauh 200 kilometer pada tahun 2027.
Untuk mencapai target ini, DARPA kemungkinan akan melibatkan relay udara seperti drone atau balon atmosfer tinggi yang akan bertindak sebagai titik pantul (repeater). Untuk membawa daya antar titik dengan lebih fleksibel dan lebih jauh. Ini sangat penting untuk skenario penggunaan di wilayah terpencil, pos militer garis depan, pusat data darurat, atau bahkan operasi luar angkasa di masa depan.
- Implikasi Besar untuk Masa Depan Energi
- Teknologi ini berpotensi merevolusi sistem distribusi energi global. Bayangkan skenario di mana:
- Pembangkit listrik tenaga surya di gurun bisa mengirim daya langsung ke kota besar tanpa membangun jaringan kabel yang mahal dan rentan.
- Drone militer dapat diisi ulang di udara secara terus-menerus dari relay optik di angkasa.
- Wilayah terdampak bencana dapat menerima daya instan dari pusat komando jarak jauh.
- Bahkan dalam jangka panjang, energi dari satelit luar angkasa bisa dikirim langsung ke Bumi.
Bukan Sekadar Rekor, Tapi Awal Revolusi
Capaian ini lebih dari sekadar memecahkan rekor dunia. DARPA secara serius membuka jalan untuk masa depan energi tanpa kabel, di mana fleksibilitas, kecepatan distribusi, dan efisiensi menjadi prioritas utama. Jika pengembangan ini terus berlanjut sesuai rencana, dalam satu dekade ke depan kita mungkin akan melihat infrastruktur energi yang sepenuhnya baru. Bebas dari keterbatasan geografis dan kabel fisik.
Dengan demikian, apa yang dulunya dianggap fiksi ilmiah kini mulai nyata dan DARPA kembali membuktikan bahwa batasan teknologi hanya ada sejauh imajinasi kita
(ata)